Memang sudah bukan rahasia lagi kalau Flores, NTT menjadi destinasi wisata yang banyak menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Alam yang indah hingga adat budaya yang masih kental menjadi daya tarik yang sayang untuk dilewatkan. Wae Rebo adalah salah satu spot wisata NTT yang ikonik, menawarkan kehidupan di atas gunung yang sangat memukau dikunjungi.
Pernahkah kamu terbayang tinggal di salah satu desa tradisional dikelilingi panorama indah diatas pegunungan?. Itulah yang akan kamu temukan di Wae Rebo Village, sebuah desa di Flores yang menawarkan pengalaman tak terlupakan. Kamu akan menemukan harmonisasi antara alam dan manusia, hingga kearifan lokal yang masih terjaga.
Lokasi & Rute
Desa Wae Rebo terletak diSatar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk kesana, bisa menuju Labuhan Bajo terlebih dahulu yang bisa dijangkau dengan pesawat dan kapal laut. Selanjutkan, dilanjutkan perjalanan darat selama 4-5 jam ke Dintor, desa terakhir yang dapat diakses kendaraan.
Berikut rute menuju Dentor :
- Labuan Bajo – Ruteng – Denge – Pos 1
- Labuan Bajo – Lembor – Nangili – Dintor – Denge – Pos 1
Untuk ke Dintor kamu bisa menyewa kendaraan dari Labuan Bajo (4-5 jam) atau Ruteng (2-3 jam). Sesampainya disana perjalanan akan dilanjutkan dengan trekking sekitar 2-3 jam untuk sampai lokasi tujuan. Kamu juga bisa menyewa jasa ojek lokal hingga Pos 1 untuk hemat waktu.
Daya Tarik Wae Rebo
Hal yang unik dari Desa Wae Rebo adalah adanya tujuh rumah adat kerucut yang berada di lereng gunung, menawarkan panorama yang tenang dan indah. Rumah adat ini disebut Niang, mengelilingi batu besar yang disebut Compang, sebagai pusat desa. Menariknya, Wae Rebo Village telah dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2012 lho!.
Selain rumah adat, panorama gunung dan hutan di sekelilingnya sangat indah. Tak hanya itu, masyarakat desa juga masih memegang adat istiadat dan tradisi mereka. Sehingga, jika beruntung, kamu bisa menyaksikan upacara adat penti dan Tari Caci.
Desa ini berada di ketinggian 1.200 mdpl, sehingga kerap dijuluki desa di atas awan. Cara hidup masyarakat disana masih berkebun, seperti menanam kopi, umbi-umbian dan cengkeh, sedangkan para wanita menenun, membantu berkebun, memasak dan mengasuh anak. Kehidupan yang sederhana dan tradisional inilah yang membuat Desa Wae Rebo sangat terkenal.
Aktivitas Menarik yang Bisa Dilakukan
1. Menikmati Panorama Alam
Berada di ketinggian 1.200 mdpl, panorama di Desa Wae Rebo sangatlah mempesona. Tujuh rumah adat di lereng gunung mengelilingi batu suci compang sangat unik dan estetik. Gunung Ranaka yang menjulang tinggi menjadi latar belakang desa, membuatnya tampak menakjubkan.
Disini kamu bisa bersantai, berjalan-jalan hingga berfoto di berbagai sudut indahnya. Udara yang sejuk dan suasana yang tenang pasti membuatmu betah berlama-lama. Matahari terbit menjadi momen istimewa yang sayang untuk dilewatkan di desa ini guys!.
2. Berinteraksi dengan Penduduk Desa
Masyarakat Desa Wae Rebo terkenal dengan keramahannya dan mereka selalu menyambut wisatawan dengan hangat. Kau bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar untuk mengetahui seluk beluk sejarah desa maupun budaya dan tradisi mereka. Mereka senang berbagi cerita tentang kehidupan mereka dan ini bisa menjadi pengalaman berkesan dalam liburanmu.
3. Menyaksikan Upacara Adat
Menyaksikan upacara adat secara langsung bisa menjadi pengalaman unik dan berkesan yang tak terlupakan. Jika beruntung dan berkunjung di waktu yang tepat, kamu bisa menyaksikan upacara tahunan dan upacara lain. Beberapa upacara yang ada di desa yaitu :
- Upacara Penti : Upacara tahunan yang diadakan pada bulan November untuk menyambut panen dan pergantian tahun.
- Tari Caci : Tarian tradisional berupa pertarungan dua orang menggunakan cambuk dan perisai. Biasanya ditampilkan pada saat festival atau kunjungan tamu penting.
Selain menyaksikan, kamu juga wajib kut upacara adat lho!. Saat kamu datang, kamu harus ke rumah kepala suku untuk ijin berkunjung. Kemudin, kepala suku akan melakukan upacara adat dalam bahasa Manggarai yang intinya mohon ijin pada leluhur untuk menerima kedatangan tamu.
4. Menginap di Rumah Adat Mbaru Niang
Ingin pengalaman yang lebih unik?, kamu bisa menginap di Rumah Adat Mbaru Niang yang berbentuk kerucut beratap ilalang kering. Rumah adat ini memiliki beberapa kamar yang bisa disewa, dimana setiap kamar ampu menampung 2-4 orang. Fasilitasnya ada perlengkapan tidur, makan 3x, dapur bersama, kamar mandi & toilet dan listrik yang hanya tersedia malam hari jam 22.00.
Menginap di rumah adat Wae Rebo adalah cara yang bagus untuk merasakan budaya dan tradisi masyarakat setempat secara langsung. Saat pagi, kamu bisa melihat sunrise yang mempesona, sedangkan saat sore kamu bisa berinteraksi, bermain bola, mencoba kuliner lokal dan melakukan aktivitas menarik disana bersama masyarakat sekitar.
Fasilitas di Wae Rebo Village
Meski berada jauh dari kota dan berada di lereng gunung, fasilitas di Desa Wae Rebo cukup memadai. Disini ada penginapan Mbaru Niang yang dapat disewa dengan tarif permalam sekitar R. 250.000 – Rp. 325.000. Selain itu ada juga toilet umum, warung, pusat informasi, taman baca / perpustakaan, toko souvenir dan listrik di malam hari.
Berapa Budget ke Wae Rebo?
Biaya perjalanan dapat bervariasi tergantung beberapa faktor. Selain berangkat sendiri, bisa juga mengikuti paket wisata Wae Rebo yang bisa dipilih dengan harga beragam. Secara umum, berikut kisaran budget yang dibutuhkan :
- Transportasi menuju Labuan Bajo dari kota masing-masing.
- Sewa mobil bisa bawa kunci sendiri mulai 6 jam, 12 jam, 24 jam dengan pilihan tipe 8 seat, 14 seat, hingga bus 35 seat. Harga mulai Rp. 800.000an tergantung faktor-faktor tersebut.
- Sewa motor sekitar Rp. 75.000 / hari.
- Jika ingin sewa guide Rp. 300.000/hari
- Jika ingin sewa porter Rp. 100.000/orang
- Sewa tongkat perjalanan Rp. 10.000
- Sumbangan upacara penyambutan Rp. 50.000
- Ojek dari parkiran mobil ke titik awal pendakian Rp. 100.000.
- Tiket masuk Dewa Wae Rebo Rp. 225.000/orang termasuk makan pagi/siang, makan malam, dan kopi/teh.
- Tiket masuk + menginap Rp. 325.000/orang.
Aturan Desa Wae Rebo
Menjadi salah satu wisata di Flores yang sangat populer, tentu ada beberapa aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan disana. Aturan ini wajib dipatuhi wisatawan untuk menjaga kelestarian adat budaya masyarakat setempat. Berikut beberapa aturan yang harus dipatuhi :
- Tidak boleh menggunakan pakaian terbuka.
- Dianjurkan menggunakan sarung saat memasuki rumah adat Mbaru Niang.
- Harus menghormati adat istiadat masyarakat setempat.
- Tidak boleh bicara kasar atau berlaku tidak sopan kepada penduduk desa.
- Tidak boleh merokok, tidak membawa hewan peliharaan, tidak membuang sampah sembarangan.
- Harus menjaga ketenangan dan tidak membuat kegaduhan.
- Tidak boleh merusak flora dan fauna.
- Harus ditemani pemandu menuju Desa Wae Rebo.
Tips :
- Waktu terbaik berkunjung adalah musi kemarau antara April – Oktober. Saat musim hujan jalur trekking licin. Jika ingin menyaksikan upacara tahunan bisa datang bulan November.
- Gunakan pakaian yang sopan saat mengunjunjungi desa.
- Hormati budaya dan tradisi masyarakat setempat.
- Bawalah uang tunai yang cukup untuk membayar akomodasi, makanan dan souvenir.
- Bawalah sunscreen, topi, kacamata hitam untuk melindungi dari panas di siang hari.
- Bawalah bekal untuk trekking, terutama air minum.
- Jangan mengotori tempat wisata dengan membuang sampah sembarangan dan vandalisme.
- Untuk ke lokasi parkir, bisa sewa motor atau mobil Labuan Bajo dengan harga beragam.
- Agar lebih hemat budget bisa ikut paket tour Wae Rebo dengan fasilitas dan harga bervariasi. Ada yang sehari, ada yang 2 hari 1 malam.
Informasi Wisata Wae Rebo Village NTT :
- Lokasi : Satar Lenda, Kec. Satar Mese Bar., Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
- HTM : Rp. 225.000
- Jam Buka : 24 jam
- Aktivitas : Trekking, bersantai, menikmati panorama, berinteraksi dengan masyarakat.
- Fasilitas Umum : Penginapan, toilet umum, warung, pusat informasi, taman baca / perpustakaan, toko souvenir dan listrik di malam hari.