Bagi kamu yang ingin merasakan sensasi berjalan membelah lautan dalam cerita Nabi Musa, kunjungi saja pantai cantik ini!

Menyebut nama pantai Lariti ini tentu masih terdengar asing. Namun, jika menyebut kisah Nabi Musa, pasti muncul gambaran laut yang terbelah dua. Ya… pantai di Bima ini nyaris bisa dibilang seperti itu. Bukan hanya di Korea dengan Pulau Jindo yang lautnya terbelah dua tahun sekali.

Sekali lagi, Indonesia juga memiliki wisata pantai unik yang lautnya terbelah, malah hampir setiap hari. Pastinya wisata di Nusa Tenggara Barat yang satu ini menjadi destinasi wisata yang sangat menarik saat berkunjung di Bima.

pantai lariti Bima
Pantai Lariti Bima

Lalu, seperti apa sih pantai terbelah di Bima ini?

Lokasi Pantai Lariti

Pantai di Bima ini berada di Desa Soro, Kecamatan Lambu Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (Map : klik disini). Pelabuhan Sape sendiri merupakan gerbang laut yang menghubungkan ujung Sumbawa dengan Nusa Tenggara Timur. Tapi jangan keburu ke Flores guys!, nikmati dulu fenomena unik dari tempat wisata di Bima ini. 

Untuk ke Pantai Lariti membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan dari Kota Bima, melewati jalan berlekok di tengah perbukitan. Bisa ditempuh dari Pelabuhan Sape sekitar 20 menit menggunakan motor atau mobil dan sekitar 30 menit menggunakan sampan. Silahkah pilih

Laut Terbelah

pantai lariti Bima
Laut Terbelah Lariti dari Pulau Nisa Lampa Jaram

Dikenal dengan pasir putih kecoklatan serta pulau kecil didepannya, Pantai Lariti menyapa siapapun yang datang. Hamparan pasir putih’nya membelah dan saling menghubungkan dengan pulau di depannya, layaknya jalan penghubung yang tidak bisa setiap hari ditemukan. Kabarnya, kemunculan daratan dadakan ini’pun bergantung dari gravitasi bulan. How?.

Pergeseran gaya gravitasi bulan dan arah terbit bulan menentukan pasang surut air laut di Lariti, dan berpatokan pada penanggalan Hijriah. Jika waktunya surut, biasanya tempat wisata di Bima ini tampak terbelah pada jam 10 pagi hingga jam 4 sore WITA, ada pula yang mengatakan surut saat sore saja. Kemunculan fenomena ini’pun dicatat dan digunakan sebagai acuan bagi yang merencanakan kunjungan kesana. 

Laut di pesisirnya tidak begitu dalam, bahkan terumbu karang yang menawan bisa dilihat dari permukaan air. Ketika air laut surut, jalan sepanjang 100 meter membentang hingga sampai di pulau di sebelahnya yang bernama Pulau Nisa Lampa Jaram.

Jadi, bagi kamu yang ingin merasakan sensasi berjalan membelah lautan dalam cerita Nabi Musa, mungkin tempat wisata di Bima ini bisa menjadi solusinya guys!. Biasanya air bisa surut sampai tampak pasir putihnya, kadang tidak terlalu surut tetapi masih memungkinkan untuk berjalan ke pulau di seberangnya. Pasang surut air laut mulai dari mata kaki hingga pinggang orang dewasa.

Pulau Nisa Lampa Jaram

pantai lariti Bima
Pulau Nisa Lampa Jaram

Dulunya, Pulau Nisa Lampa Jaram pernah menjadi tempat penggembalaan kuda-kuda milik Sultan Bima. Pulau ini berkarakteristik sama dengan keadaan kebanyakan bukit di Sumbawa, gersang dan tampak kering. Menikmati keindahan lautan dari Pulau Nisa Lampa Jaram juga tak kalah menarik karena dari sini akan tampak lautan luas membentang yang dibatasi perbukitan. 

Pantai Lariti Bima

Disamping fenomena laut terbelah, pantai ini sangat menarik untuk dikunjungi. Ombaknya tidak begitu besar, sehingga nyaman dan aman digunakan untuk berenang maupun sekedar bermain di tepian. Airnya yang jernih ditambah pemandangan yang rupawan akan menjadi sajian utama di Pantai Lariti, disamping sajian seafood yang bikin lapar.

Berwisata disini bukan hanya sekedar menikmati fenomena laut terbelah. Meski kamu tidak beruntung dan datang di momen yang kurang pas, bercengkerama di pinggir pantai juga tak kalah seru. Atau kalau bosan, menyewa perahu dan berkeliling di sekitar lautan Pantia Lariti juga bisa dicoba.

Fasilitas dan Tiket Masuk

Fasilitas di lokasi pantai sudah cukup memadai dengan adanya mushola, warung penjaja makanan, gazebo, toilet umum, spot foto, jasa sewa kamera dan beberapa fasilitas penunjang lainnya. Sedangkan tiket Pantai Lariti cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp. 5.000 termasuk sewa parkir motor, mobil atau sampan. 

Fenomena laut terbelah di Pantai Lariti ini sudah menarik wisatawan di sekitar Bima maupun penjuru Pulau Sumbawa, sekaligus wisatawan dari penjuru daerah lain termasuk aku dan kamu. Sensasi ala kisah Nabi Musa yang unik ini, apa kamu ingin mencoba?

Tips Wisata di Pantai Lariti Bima :

  1. Saat hari libur sangat ramai sehingga susah mengambil foto. Jika ingin mengambil foto yang leluasa, lebih baik wisata selain hari libur.

  2. Jika sedang beruntung (air surut), bisa berkunjung ke pulau Nisa Lampa Jaram jalan kaki. Tetapi jika sedang pasang maka harus menggunakan perahu.

  3. Jangan lupa membawa baju ganti.

  4. Jangan mengotori area wisata dengan membuang sampah sembarangan dan vandalisme.

Share:
error: Content is protected !!